09 June 2014

Distopia

Arti kata dan definisi atau pengertian kata distopia adalah masyarakat fiktif yang menjadi antitesis atau perlawanan dari istilah utopia. Masyarakat distopia umumnya hidup di bawah pemerintah yang totaliter atau otoriter. Diawasi secara ketat di bawah pengawasan sosial yang menindas.Distopia adalah gambaran masa depan, dapat disebut sebagai sejarah alternatif yang berasal dari pemikiran-pemikiran tentang dampak ilmu pengetahuan dan teknologi. Distopia ada karena perbuatan manusia terutama berkaitan dengan masalah-masalah yang sedang dihadapi serta hubungannya dengan perkembangan teknologi.

Seorang filusuf, pemikir kebudayaan, akademisi, dan pengamat sosial, Yasraf Amir Piliang mengungkapkan bahwa Distopia adalah tempat atau kondisi yang berasal dar pandangan pesimis-skeptis tentang sains dan teknologi. Pandangan itu disebut sebagai distopianisme (dystopianism).

Piliang mendefinisikan Distopia sebagai sebuah tempat atau kondisi yang di dalamnya segala sesuatu dilukiskan tampil dalam kondisi seburuk-buruknya. Visi distopia tentang masa adalah lukisan tentang masalah-masalah serius yang ditimbulkan oleh perkembangan sains dan teknologi dan ketidakmampuan manusia mengatasi dan menanggung setiap bahaya, risiko dan bencananya. Sehingga, harus ada upaya serius untuk membendung atau mungkin menghentikan pertumbuhan sains dan teknologi, yang apabila tidak dilakukan akan mengantarkan manusia pada bencana dan kehancuran (catasthrope).

Dalam pemikiran distopianisme perkembangan sains dan teknologi yang 'melampaui' zamannya menyediakan banyak fungsi dan produk, yang intinya menjauhkan manusia dari alam. Teknologi informasi, misalnya, menjadikan setiap individu sebagai subyek yang berjarak dengan dunia realitas, semacam 'penjarakan pengalaman' (distanciation). Sehingga, ketimbang menghasilkan kepuasan dan kebahagiaan, teknologi sebaliknya menciptakan 'ketakpuasaan' dan 'kesadaran tak bahagia' (unhappy consciousness) yang abadi. Subyek dari hari ke hari terpasung ke dalam seduksi teknologi (seduction) dan 'terbenam' di dalam strukturnya, yang mengkerdilkan ruang untuk berpikir dan refleksi.

sumber: http://indonesiaartnews.or.id/artikeldetil.php?id=22